Sabtu, 29 Desember 2012

Sound of Music

Pada tau dong film yang keren banget waktu jaman dulu? Sound of Music. Kalo ada yang belom tau, liat aja di youtube, ada kok dan harus nonton!! itu keren banget sumpah!! Ohya kenapa tau2 gw ngepost ini? soalnya tadi gw abis nonton sound of music, gw punya vcdnya loooh mau pinjem? :p hahaha..
Terus tadi tuh gw ga sengaja nemu cerita dan penjelasan tentang film ini, gw juga baru baca tadi jadi gw juga pengen share ke kalian:


Hal Ihwal Film Musikal The Sound of Music

Salzburg Austria di akhir masa keemasan tahun 1930-an (in the last golden days of the thirties). Film The Sound of Music ini dibuka dengan pemandangan kabut menyelimuti deretan pegunungan Alpen Austria. Berderet satu dengan lainnya, dan sambung menyambung elok berkilauan bagaikan untaian ratna mutu manikam. Sayup-sayup terdengar desiran angin. Mengetuk perlahan pintu dan jendela hati para pemirsa film klasik ini.
Kabut pun tersingkap, nampak mantel salju berselang-seling melekat di puncak dan punggung pegunungan itu. Hari yang cerah dan indah. Terdengar pula kicau burung menawan. Kicaunya menyentuh relung kalbu, dan  merasuk ke dalam sukma.
Nampak pula menjulang hijau pepohonan. Di punggung pegunungan, di atas bukit dan di lembah-lembahnya nan subur. Diapit bukit-bukit, mengalir sungai yang berkelok-kelok. Dan ada danau yang airnya terlihat diam. Tenang. Damai. Tenteram, namun menghanyutkan. Seperti halnya deretan atap-atap dan bentuk rumah warga di tepi danau itu.
Di kejauhan, di sisi bukit dekat Biara Nonnberg pada sebuah dataran luas menghijau, seorang biarawati muda, Maria namanya, dengan penuh perasaan mendendangkan sebuah lagu: The Sound Of Music. Kumandang musik yang mengiringi alunan vokal bening Maria bagai menyentak kesadaran. Ia ungkapkan perasaan yang membuncah di dataran hatinya dalam lirik sebagai berikut:
Bukit ini hidup dengan suara musik. Dengan lagu yang telah mereka nyanyikan selama ribuan tahun. Bukit ini mengisi hatiku dengan suara musik. Hatiku ingin nyanyikan setiap lagu yang didengarnya. Hatiku ingin mengepak bagai sayap burung, yang terbang dari danau ke pohon. Hatiku ingin bersinar bagai lonceng yang terbang, dari gereja terbawa hembusan angin. Tertawa bagai anak-anak saat tersandung dan jatuh, akibat batu yang menghalangi jalannya. Menyanyi di malam hari bagai seseorang yang belajar berdoa. Aku pergi ke bukit, saat hatiku kesepian. Aku tahu akan mendengar yang pernah kudengar sebelumnya. Hatiku akan diberkati dengan suara musik. Dan aku akan menyanyi sekali lagi.”
Lirik The Sound of Music Maria von Trapp

Setelah Maria mendendangkan lagu tersebut, barulah pemirsa disuguhkan informasi mengenai judul film: The Sound of Music, para pemerannya, koreografer, produser, sutradara, kru-kru film yang terlibat di dalamnya dan sebagainya.
***
Film The Sound of Music berlatar Eropa sebelum Perang Dunia II ini, berkisah tentang sosok Maria (diperankan oleh Julie Andrews). Di permulaan film, ia digambarkan sebagai seorang calon biarawati dengan jiwa yang bebas. Gemar menyanyi, pun lihai memainkan alat musik. Bertindak spontan, bengal dan terkesan semaunya sendiri. Karena jiwanya yang bebas dan lebih suka bermusik di luar biara, ia acap terlambat saat ibadat. Tak pelak, tingkah polah Maria tersebut menjadi pembicaraan di biara. Sebagian biarawati ada yang suka kelakuan Maria, namun ada pula yang tidak.
Hingga suatu hari, Mother Abbess (diperankan oleh Peggy Wood) sebagai pimpinan biara menugaskan “sementara” Maria sebagai pengasuh 7 (tujuh) putra-putri Kapten Georg von Trapp (diperankan oleh Christhoper Plummer) yang tinggal di sebuah vila di Aigen, sebuah kawasan pinggiran Kota Salzburg.
Kapten Georg von Trapp adalah pensiunan perwira Angkatan Laut Austria. Semenjak istrinya meninggal, Kapten von Trapp telah berulang kali gonta-ganti pengasuh untuk putra-putrinya. Semua pengasuh sebelum Maria tidak kerasan. Ini terkait cara Kapten von Trapp membuat aturan-aturan di rumah tangganya yang bergaya militer. Pada gilirannya putra-putrinya merasa terkekang dengan aturan-aturan gaya militer tersebut.
Do-Re-Mi (atas kebaikan Ramarimo Ali Azzam di Facebook)

Kedatangan Maria sebagai pengasuh di tengah-tengah keluarga Kapten von Trapp mengubah semua itu. Ia memperkenalkan suasana baru dalam mengasuh anak-anak yang jauh dari tradisi militer. Lambat laun, anak-anak yang semula nakal dan jahil akhirnya menyukai Maria. Melalui talentanya bermusik dengan jiwa yang bebas, ia mendidik anak-anak Kapten von Trapp bermain, menyanyi dan menikmati hidup dalam suasana yang bebas pula.
Dikisahkan, Maria mengajak anak-anak asuhannya bermain dan bersuka ria di alam bebas. Ia mengajari pula mereka menyanyi dan cara membuat lagu. Maka meluncurlah lagu “Do-Re-Mi” dengan petikan gitar Maria yang ditimpali oleh lantunan gita anak-anak silih berganti. Menurut Maria, dengan menguasai tangga nada do-re-mi, seseorang bisa mengarang sebuah lagu yang diinginkannya.
Lagu-lagu seperti “The Sound of Music”, “Do-Re-Mi”, “My Favorite Things”, “Edelweiss”, “Sixteen Going on Seventeen”, “The Lonely Goatherd”, “So Long Farewell”, “Climb Ev’ry Mountain”, dan lain-lain menghiasi film ini. Lirik-lirik OST Film The Sound of Music dalam Format File PDF telah saya persiapkan tatkala membuat tulisan ini. Silakan klik di sini.
Mulanya Kapten von Trapp tidak menyukai perubahan suasana itu, namun akhirnya ia menyadari bahwa suara musik memang sudah bertahun-tahun tidak terdengar di lingkungan keluarga itu. Ia memahami sesungguhnya anak-anak tidak perlu dikekang, dan anak-anak perlu dibebaskan menentukan aktivitas yang disukainya. Berkat musik pula akhirnya Kapten von Trapp menanggalkan aturan-aturan gaya militer, dan ia semakin menyayangi putra-putrinya.
Keluarga _Von_Trapp_The_Sound_of_Music

Ketujuh anak-anak Kapten von Trapp, masing-masing: si sulung Liesl (16 tahun) (diperankan oleh Charmian Carr), Friedrich (14 tahun) (diperankan oleh Nicholas Hammond), Louisa (13 tahun) (diperankan oleh Heather Menzies), Kurt (11 tahun) (diperankan oleh Duane Chase), Brigitta (10 tahun) (diperankan oleh Angela Cartwright), Marta (7 tahun) (diperankan oleh Debbie Turner), dan si bungsu Gretl (5 tahun) (diperankan oleh Kym Karath).
Tidak dinyana, diam-diam Kapten von Trapp mulai mengagumi Maria. Tidak dipungkiri pula, telah tumbuh benih-benih cinta untuk disemai padanya. Sementara itu, sinyal cinta Kapten juga ditangkap Maria. Maria pun sadar bahwa pada hatinya bersemi pula nada-nada cinta yang siap untuk disenandungkan. Dalam samudera cinta dua anak manusia, kadang yang tak terucapkan dapat diselami bersama asalkan pintu hati dan jendela pikiran dibuka selebar-lebarnya.
Sekalipun awalnya duda Kapten von Trapp berencana menikahi teman perempuannya asal Kota Wina, Baroness Elsa Schraeder (diperankan oleh Eleanor Parker), akhirnya pilihan dijatuhkan pada Maria. Padahal Baroness telah beberapa saat tinggal di keluarga Kapten von Trapp. Tepatlah ungkapan Jawa “witing tresno jalaran soko kulino” (cinta bersemi dan bersemayam lantaran kebiasaan).
Keluarga Besar Kapten Georg von Trapp (www.afi.com)

Nalurinya sebagai seorang perempuan membuat Baroness Elsa “menyingkir teratur” dari percaturan asmara di atas. Jalan terbentang lebar, maka Kapten von Trapp melangsungkan pernikahan dengan Maria dalam sebuah upacara megah di sebuah katedral Kota Salzburg.
Klimaks film The Sound of Music bermula saat Kapten von Trapp mendapat panggilan untuk berdinas aktif kembali pada kesatuan tentara NAZI Jerman (perlu diketahui Austria saat itu menjadi bagian Reich Ketiga Adolf Hitler). Namun ia menolak dengan caranya sendiri. Kisah pelarian keluarga Kapten von Trapp menyingkir dari Austria menjadi fragmen menegangkan film ini.
Rasanya tidak cukup dan terlalu panjang bila kisah detail di film itu diceritakan di sini. Pembaca (yang belum pernah menonton) silakan menyaksikan sendiri cakram DVD di layar televisi. Cakram berlabel resmi bisa didapatkan  di toko-toko kaset, misalnya, di Toko Disc Tarra. Penulis menggaransi bahwa pembaca tidak akan rugi mengoleksi DVD film The Sound of Music tersebut untuk putra-putri di rumah.
***
Film The Sound of Music diadaptasi dari teater musikal Broadway yang musiknya ditulis oleh Richard Rodgers dan Oscar Hammerstein II. The Sound of Music berhasil memenangkan perhargaan piala Oscar (Academy Award) untuk kategori Best Picture pada 1965. Tak hanya Best Picture, film yang disutradarai oleh Robert Wise itu juga berhasil menang dikategori Best Director, Sound, Adapted Score dan Film Editing. The Sound of Music juga dinominasikan untuk album terbaik di ajang Grammy Award. Di ajang Golden Globe, sang bintang utama Julie Andrews berhasil menjadi Aktris Terbaik.
Permainan Marionet di Lagu The Lonely Goatherd (atas kebaikan Ramarimo Ali Azzam di Facebook)

Sudah lebih 40 tahun film The Sound of Music yang disutradarai  Robert Wise ini beredar seantero dunia semenjak dirilis pertama pada  Maret 1965. Sebagai sebuah film bergenre musikal, ia telah ditonton puluhan bahkan ratusan juta orang di muka bumi ini. Sekali pemirsa menyaksikan film ini, pasti ingin menontonnya lagi. Dan lagi.
Tidak akan bosan menonton film ini. Cocok buat mengenalkan musik pada anak-anak sejak usia dini bawah lima tahun (balita). Cocok pula buat di atas balita, remaja, dewasa bahkan orang tua. Ia film untuk keluarga segala usia. Tidak berkelebihan, film The Sound of Music merupakan film musikal terfavorit sepanjang massa (favourite musical movie of all time). Pada 2007 lalu, American Film Institute memasukkan The Sound of Music kedalam 100 film terbaik sepanjang masa. Bahkan, ia juga tergolong maha karya (masterpiece), lantaran  pesan-pesan moral dan nilai kebajikan serta pertukaran edukasi yang terkandung didalamnya.

Dan ada satu lagu yang gw suka pake banget di film ini! Berasa remaja gitu deh, wkwk.. Lagunya tuh sixteen going on seventeen.. Gw berhasil tuh nemu liriknya dan niatnya sih pengen ngafalin. hahaha.. Gw nyari di youtube ga ada videonya, kalaupun ada ya cuplikan dari tuh film aja, jadi skalian aja gw share yang ada tulisan liriknya aja, biar sekalian tau liriknya :p hahaha.. nih kalo pada mau denger, sumpah bagus enelan ciyus ga oong ;;)

 

0 komentar:

Posting Komentar